DALAM
menjalani bahtera kehidupan, Islam memberi garis panduan yang cukup
sempurna.
bagi mencapai puncak kesejahteraan di dunia dan di akhirat nanti. Demi merealisasikan harapan yang murni itu, setiap orang Islam haruslah mengamalkan sifat kesederhanaan dalam segenap segi kehidupannya seperti yang dipraktikkan Nabi Muhammad dan juga sahabat Baginda, sehingga mereka muncul di permukaan sebagai insan yang sewajarnya diteladani, yang cemerlang dan dirahmati Allah.
bagi mencapai puncak kesejahteraan di dunia dan di akhirat nanti. Demi merealisasikan harapan yang murni itu, setiap orang Islam haruslah mengamalkan sifat kesederhanaan dalam segenap segi kehidupannya seperti yang dipraktikkan Nabi Muhammad dan juga sahabat Baginda, sehingga mereka muncul di permukaan sebagai insan yang sewajarnya diteladani, yang cemerlang dan dirahmati Allah.
Kalau
kita menyusuri perjalanan hidup Rasulullah, sejak kecil sehinggalah
saat wafatnya, ternyata Baginda tidak pernah mengecapi hidup mewah
Dalam segenap sudut kehidupan sama ada cara berpakaian,
perhiasan, dalam soal makanan dan sebagainya dan semuanya berada di paksi
kesederhanaan. Padahal Baginda memang mampu untuk hidup bermewah. Namun
keimanan yang jitu di dada Baginda justeru mengalahkan segala-galanya.
Sesungguhnya sifat ini adalah pakaian peribadi orang yang beriman
sebagaimana sabda Baginda yang bermaksud:
"Tidakkah kalian mendengar? Tidakkah kalian mendengar? Sesungguhnya kesederhanaan itu sebahagian daripada iman!” (HR Abu Daud)
Islam
dengan tegas menegah seseorang membeli barang melebihi keperluan hidup
atau berbelanja mengatasi jarum penunjuk pendapatan, lantaran akibatnya
akan menimbulkan pembaziran yang dibenci Allah. Jika berbelanja
melampaui batas untuk tujuan bermegah-megah, sehingga berlaku pembaziran
hanya saja akan menggambarkan tingkah laku orang yang tidak tahu
bersyukur dengan nikmat Allah. Sesungguhnya membazir itu adalah amalan
syaitan sebagaimana keterangan daripada ayat yang bermaksud:
“Dan
jangan membelanjakan hartamu dengan boros yang melampau-lampau.
Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara syaitan,
sedangkan syaitan itu pula adalah makhluk yang sangat kufur kepada
Tuhannya.” (al-Israk: 26 – 27)
Islam
dengan tegas menegah seseorang membeli barang melebihi keperluan hidup
atau berbelanja mengatasi jarum penunjuk pendapatan, lantaran akibatnya
akan menimbulkan pembaziran yang dibenci Allah. Jika berbelanja
melampaui batas untuk tujuan bermegah-megah, sehingga berlaku pembaziran
hanya saja akan menggambarkan tingkah laku orang yang tidak tahu
bersyukur dengan nikmat Allah. Sesungguhnya membazir itu adalah amalan syaitan.