"Sungguh
Kami jadikan untuk isi neraka jahannam itu kebanyakan dari golongan
jin dan manusia, yang mempunyai hati tetapi tidak memahamkan dengan
hatinya, mempunyai mata tetapi tidak melihat dengan matanya, mempunyai
telinga tetapi tidak mendengarkan dengan telinganya. Mereka itu adalah
sebagai binatang, bahkan lebih sesat lagi. Itulah orang-orang yang
lalai (dari kebenaran)." Al-A'raf 179
Berhati tetapi tidak digunakan sebagaimana mestinya untuk memikirkan wahyu Ilahi, bermata tetapi tidak juga digunakan sebagaimana layaknya untuk melihat mana-mana yang haq dan benar, bahkan bertelinga tetapi tidak digunakan sebagaimana lazimnya yaitu untuk mendengar petunjuk dan nasihat yang baik-baik. Patutlah kalau ditamsilkan sebagai binatang yang tahunya hanyalah makan minum, tidur dan memuaskan nafsu.
Orang-orang sebagaimana di atas itu nyata-nyata telah mengabaikan sama sekali alat-alat untuk, dapat menerima ilmu pengetahuan dan pendidikan, dibiarkan tidak terpakai sama sekali menurut kudratnya yakni untuk apa alat-alat itu diciptakan oleh Tuhan dan sebab itu tidak satu pun cahaya kebenaran yang diterima atau yang dapat sampai pada dirinya.
Karena itu hatinya tertutup rapat, tidak lagi menyelidiki wahyu yang diajarkan oleh Tuhan, matanya buta sehingga tidak mengetahui kebesaran kerajaan Tuhan di alam marcapada ini, telinganya tuli sama sekali karena tidak pernah dipakai untuk mendengarkan ayat-ayat Allah yang suci. Diumpamakan sebagai hewan sebab tidak dapat menggunakan pancainderanya yang lahiriah ini dan juga yang batiniah sedikit pun. Malahan oleh Allah Ta'ala disebutkan bahwa orang-orang semacam itu lebih sesat lagi dari binatang yang tidak berakal, sebab binatang itu jelas tidak dibekali sebagaimana bekal yang diberikan kepada manusia, yaitu yang berupa kekuatan jiwa, akal fikiran dan roh.
YA Allah.....Celikkan lah Mata Hatiku.....
Berhati tetapi tidak digunakan sebagaimana mestinya untuk memikirkan wahyu Ilahi, bermata tetapi tidak juga digunakan sebagaimana layaknya untuk melihat mana-mana yang haq dan benar, bahkan bertelinga tetapi tidak digunakan sebagaimana lazimnya yaitu untuk mendengar petunjuk dan nasihat yang baik-baik. Patutlah kalau ditamsilkan sebagai binatang yang tahunya hanyalah makan minum, tidur dan memuaskan nafsu.
Orang-orang sebagaimana di atas itu nyata-nyata telah mengabaikan sama sekali alat-alat untuk, dapat menerima ilmu pengetahuan dan pendidikan, dibiarkan tidak terpakai sama sekali menurut kudratnya yakni untuk apa alat-alat itu diciptakan oleh Tuhan dan sebab itu tidak satu pun cahaya kebenaran yang diterima atau yang dapat sampai pada dirinya.
Karena itu hatinya tertutup rapat, tidak lagi menyelidiki wahyu yang diajarkan oleh Tuhan, matanya buta sehingga tidak mengetahui kebesaran kerajaan Tuhan di alam marcapada ini, telinganya tuli sama sekali karena tidak pernah dipakai untuk mendengarkan ayat-ayat Allah yang suci. Diumpamakan sebagai hewan sebab tidak dapat menggunakan pancainderanya yang lahiriah ini dan juga yang batiniah sedikit pun. Malahan oleh Allah Ta'ala disebutkan bahwa orang-orang semacam itu lebih sesat lagi dari binatang yang tidak berakal, sebab binatang itu jelas tidak dibekali sebagaimana bekal yang diberikan kepada manusia, yaitu yang berupa kekuatan jiwa, akal fikiran dan roh.
YA Allah.....Celikkan lah Mata Hatiku.....
Rujukan: Akidah Islam oleh Syed Sabiq